Jumat, 10 Juni 2016

Berpuasa Karena Allah

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA (UMSU).  Mediamuallaf.com 
Oleh : Robie Fanreza, SPdi, MPdi
Sangat disayangkan bila puasa ramadhan yang dikerjakan tidak diterima Allah. Megapa Allah tidak menerima puasa ramadhan seorang muslim diantaranya kita berpuasa bukan karena Allah melainkan karena unsur riya. Apa pengertian riya dalam Islam yaitu beribadah ingin dipuja dan dipuja orang. Pujian dari orang tentu kita dapatkan tetapi kebaikkan dari Allah belum tentu diperoleh
                
Dikisahkan tiga seorang muslim ketika dihadapan Allah ditanyak soal amal baik selama hidup di dunia. Orang pertama sewaktu hidup ia ikut berjihad di jalan Allah dan saat ikut berjihad ia meninggal ditengah-tengah medan peperangan. Kemudian dihadapan Allah ia di tanyak “apakah kamu ikut berjihad di medan pertempuran wahai hamba-Ku? jawabnya Ya benar dan hamba melakukannya karena Allah. Engkau dusta kata Allah, kau melakukannya karena ingin di puja dan di puji oleh teman-teman dan dianggap sebagai seorang mujahid. Malaikat Malik kata Allah masukkan hamba ini kedalam neraka.
               
Kemudian orang yang ke-dua sewaktu hidup ia suka dan senang mengajarkan Alqur'an dengan kepandaiannya tersebut orang-orang mahir dalam membaca Alquran. Akhirnya ia mendapatkan kematian dan ditanya Allah tentang kemahiran serta apakah benar ia mengajarkannya kepada orang lain. Lantas hamba tersebut menjawab benar ya dan hamba melakukannya dengan senang serta karena Allah, Engkau dusta kata Allah kau melakukannya karena ingin dianggap pintar dan mahir dalam membaca Alqur'an .Wahai malaikat malik, antar orang ini kedalam api neraka.
            
Orang yang ketiga adalah orang yang rajin bersedekah kepada anak yatim piatu, berinfak kepada masjid dan berderma kepada orang lain. Pada waktu kematian menjemputnya maka Allah bertanyak kepadanya apakah yang dilakukannya karena Allah atau karena yang lain. Hamba tersebut menjawab, karena Allah. Engkau dusta kata Allah kau melakukannya karena ingin dianggap sebagai orang yang dermawan. Malaikat Malik masukkan orang ini kedalam api neraka.
                
Terkait dengan kisah diatas, segera kita perbarui niat dan tujuan puasa Ramadhan yang telah atau akan dikerjakan pada hari esok. Puasa harus dikerjakan berdasarkan iman dan karena keikhlasan kepada Allah. Maka setiap ibadah yang dikerjakan akan bernilai baik kepada pelaku. Hal ini berdasarkan hadis Nabi Muhammad diriwayatkan oleh Bukhari 1761 dan Muslim 1946 dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata. Rassullah sallahu’alai wa sallam bersabda Allah berfirman, ”Semua amal anak adam untuknya kecuali puasa, Ia untuk-Ku dan aku yang akan membalasnya, ketika semua amal untuk Allah dan Dia yang akan membalasnya, maka para ulama berbeda pendapat dalam firmanya “Puasa untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya”.

Mengapa puasa dikhususkan? Al-Hafida Ibnu Hajar rahimahullah telah menyebutkan alasan dari perkataan para ulama yang menyelesaikan makna hadist dan sebab pengkhusussan puasa dengan keutamaan ini. Bahwa puasa tidak terkena riya sebagaimana amalan lainnya terkena riya. Al-Qurtuby rahimahullah berkata “ketika amalan-amalan yang lain dapat terserang penyakit riya, maka puasa tidak yang dapat mengetahui amalan tersebut kecuali Allah, maka Allah sadarkan puasa kepada dirinya.

Oleh karena itu dikatakan dalam hadist “Meninggalkan syahwatnya karena diriku“ Ibnu Al-Jauzi rahimahullah berkata, ”Semua Ibadah terlihat amalannya. Dan Sedikit sekali yang selamat dari godaaan yakni terkadang bercampur dengan sedikit riya berbeda dengan puasa.

Penutup
Masih tersisa waktu buat kita memperbaharui niat ibadah puasa ramadhan agar kita menjadi orang yang beruntung dan bertaqwa kepada Allah. Orang yang baik ialah tidak menyia-nyiakan waktu dalam kehidupannya. Beribadah harus ikhlas kepada Allah, bukan sebaliknya. Yakinlah dengan keikhlasan niat seorang hamba Allah akan memberikan kebaikan-kebaikan yang bernilai ibadah.

• Penulis adalah Dosen UMSU dan Wakil Sekretaris Pemuda Muhammadiyah Sumut.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon