Jumat, 01 Juli 2016

Tiga Karakteristik Orang Munafik

Ilustrasi. • Mediamuallaf.com
Oleh: Hasrian Rudi Setiawan, MPdI
Sebagian manusia terkadang ada yang melakukan perbuatan baik secara berlebihan dihadapan manusia lain, yang tujuannya agar mendapat pujian atau sebagainya. Dan terkadang ada diantara sebagian orang yang begitu bersemangat melakukan pekerjaan ketika diawasi atau diperhatikan atasan, namun ketika tidak diawasi terkadang mereka bermalas-malasan untuk mengerjakan pekerjaannya. Dan terkadang pula, ada sebahagian orang begitu bersemangat memperbanyak dan memperbagus amalan di depan manusia, akan tetapi begitu mudahnya melakukan kemaksiatan disaat sendirian. Hal inilah yang disebut dengan kelompok golongan orang munafik.

Munafik adalah salah satu akhlak tercela yang tidak disukai Allah dan manusia juga secara umum tidak menyukai sifat munafik ini. Munafik menurut istilah adalah menampakkan keimanan kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, dan kepada hari akhir, akan tetapi menyembunyikan sesuatu yang menjadi kebalikannya, baik seluruhnya maupun sebagiannya. dengan demikian munafik merupakan suatu sikap pura-pura mengikuti ajaran agama Islam dimana sebenarnya hatinya memungkirinya. Karena itu, secara umum ciri-ciri orang munafik adalah menyembunyikan kebatilan dan menampakkan kebaikan. Orang munafik dapat dikatakan orang yang bermuka dua. Hal ini karena, mereka selalu menunjukkan kesetiaan atau tunduk, padahal ia bertolak belakang.

Dalam Alqur'an maupun hadits nabi terdapat banyak penjelasan tentang sifat munafik, di antaranya firman Allah, yang artinya: “Apabila mereka menjumpai orang-orang mukmin, mereka berkata, ‘Kami telah beriman’. Namun jika mereka menyendiri beserta dedengkot-dedengkotnya, mereka berkata, ‘Sesungguhnya kami di pihak kalian. Hanya saja kami hendak mengolok-olok kaum mukmin’. Allah akan mengolok-olok mereka dan menelantarkan mereka dalam kedurhakaan, sedangkan mereka dalam keadaan bimbang”(QS. Al-Baqarah: 14-15).

Sifat munafik dalam sejarah Islam, baru muncul setelah hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah, yaitu tepatnya setelah perang badar. Ketika terjadi perang badar kaum muslimin mendapat kemenangan atas kaum kafir, maka banyak di antara kaum kafir Makkah yang masuk Islam, baik mereka masuk islam karena kerelaan hati maupun mereka masuk Islam karena terpaksa, akibat kalah perang dan mencari perlindungan. Hal ini sebagaimana firman Allah, yang artinya: “Apabila orang-orang munafik mendatangimu (Muhammad), mereka akan berkata, ‘Kami bersaksi bahwa sesungguhnya engkaulah utusan Allah’. Dan Allah mengetahui bahwa engkau adalah utusan Allah. Dan Allah bersaksi bahwa orang-orang munafik itu pendusta” (QS. Mumtahanah: 1).

Kemudian, sikap kemunafikan tersebut terlihat jelas ketika terjadi perang uhud, yang ketika itu mereka memutuskan diri untuk keluar dari pasukan kaum muslimin. Karena takut melawan pasukan kaum kafir yang jumlahnya lebih banyak dari mereka. Sikap kaum munafik yang khianat terbukti ketika pasukan kaum muslimin sampai di Asy-Syawat. Ubay bin Salul menarik diri bersama tiga ratus orang munafik dengan alasan tidak mungkin perang melawan orang-orang musyrik. Sebenarnya tujuan dari keluarnya tiga ratus pasukan itu adalah agar kekuatan spiritual pasukan kaum muslimin menjadi runtuh dan musuh semakin berani dan menang. Perbuatan Ubay bin Salul ini merupakan bentuk kemunafikan dan pengkhianatan besar. Dari peristiwa ini terlihatlah hikmah, dimana Allah ingin membersihkan pasukan kaum muslimin, agar terlihat mana yang kotor dan mana yang baik dari mereka. Supaya pasukan yang tulus ikhlas tidak bercampur aduk dengan pasukan yang mempunyai tujuan tersembunyi. Agar yang beriman terpisah dari yang munafik.  Hal ini sebagaiman firman Allah, yang artinya: “Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu yang sekarang ini, sehingga dia menyaksikan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlibatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib.” (QS. Ali-Imran: 179). 

Dari kisah golongan orang munafik pada masa awal sejarah Islam tersebut, memberikan gambaran kepada kita untuk berhati-hati terhadap golongan orang munafik tersebut. Karena orang munafik adalah ibarat musuh dalam selimut, menggunting dalam lipatan. Adapun tanda-tanda orang munafik tersebut, telah disebutkan dalam hadits Rasulullah Saw, yang artinya: “Tanda orang munafik itu tiga apabila ia berkata maka ia berdusta, jika ia berjanji maka ia mengingkarinya, dan jika dipercayai maka ia mengkhianati.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dari hadits Rasulullah Saw, di atas menggambarkan kepada kita bahwa terdapat tiga tanda-tanda orang munafik, yaitu: Pertama, Apabila berkata berdusta (berbohong). Berbohong merupakan juga merupakan perbuatan tercela dan salah satu dari tanda orang munafik. Berbohong merupakan ucapan yang mengatakan sesuatu yang tidak benar kepada orang lain. Karena itu, orang yang suka berbohong terindikasi memiliki sifat munafik. Selain itu pula Rasulullah Saw, mengajarkan kepada kita untuk menjadi orang jujur. Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah yang artinya: “Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke sorga. Seorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai orang yang jujur (shidiq). Dan jauhilah sifat bohong, karena kebohongan membawa kepada kejahatan,dan kejahan membawa ke neraka. Orang yang selalu berbohong dan mencari-cari kebohongan, akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong (kadzdzab).”(HR. Bukhari).
Kedua, Apabila berjanji mengingkari. Terkadang seseorang sering membuat janji namun kadang pula mereka mengingkarinya. Misalnya, seperti janji akan membayar hutang bulan ini, namun mengingkarinya tanpa alas an yang jelas. Misalnya lagi seperti para siswa yang telah menyepakati janji siswa namun tidak dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab. Padahal Allah Swt dalam Alquran berfirman yang artinya:

Ketiga, Apabila dipercaya berkhianat. Khianat termasuk karakteristik orang munafik, khianat juga adalah tergolong dosa besar yang sangat di benci Allah. Bagi orang yang berkhianat akan mendapat hukuman yang beragam mulai dari dikucilkan, hilangnya kepercayaan orang, dihukum penjara sampai dibunuh. Di negri ini perilaku khianat telah menjangkit banyak orang seperti pejabat Negara, yang melakukan tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu pula seperti oknum anggota TNI yang menjadi mata-mata bagi pihak asing atau teroris. Contoh lainnya adalah seperti pemungut pajak yang dipercaya uuntuk memungut pajak, namun dalam pekerjaannya ia menyalahgunakan jabatan yang digunakan dengan cara mengambil uang setoran pajak dan bayak lagi contoh lainya.

Karena itu, berdusta, ingkar janji dan berkhianat adalah merupakan karakteristik orang munafik dan sebagai seorang muslim kita wajib menjauhinya. Karena hal tersebut merupakan perbuatan yang dibenci Allah dan dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.

• Penulis adalah Dosen FAI UMSU.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon